Di Provinsi Palembang ini terdapat mitos yang sangat unik sekali yaitu mempunyai pohon cinta yang letaknya di Pulau Kemaro di tengah sungai. Bagi siapa aja yang menulis nama dan pasangannya di pohonnya bakal memilki cinta abadi. Perjalanan ke sana, anda bisamenyewa perahu getak dari Plaza Benteng Kuto Besak dengan kisaran harga Rp. 20-50, tergantung banyaknya penumpang. Waktu yang diperlukan sekitar 45 menit.
Pulau Kemaro mempunyai legenda, yaitu kisah putri raja Siti Fatimah dan saudagar Tionghoa Bernama Tan Bun An pada zaman Kerajaan Palembang. Ketika itu, kedua pasangan tersebut baru pulang dari Tiongkok dan Siti Fatimah bertemu dengan orang tua Tan Bun An. Namun setibanya di pesisir sungai Musi, Tan Bun An kaget bukan kepalang. Orang tuanya Siti Fatimah memberikan 7 Guci hadiah ternyata berisi sayuran berupa sawi-sawi asin. Tanpa pikir panjang, Tan Bun An menendangnya ke dalam Sungai Musi entah apa alasannya. Tapi, Guci terakhir ternyata pecah di dek kapal dan berisi hadiah yang diyakini emas. Tan Bun An lalu nyebur ke air untuk mencari guci-guci tadi. Namun, saudagar Tionghoa itu tidak muncul-muncul ke permukaan.
Pengawalnya pun lantas menyelam untuk mencarinya, tapi malah dia juga tak muncul ke permukaan sungai. Pada saat itulah, Siti Fatimah juga ikut menyeburkan ke dalam air demi mencari kekasihnya. Akhirnya mereka semua tak muncul-muncul ke permukaan dan konon muncullah Pulau Kemaro di tempat mereka bertiga itu. Legenda tersebut tertera di dekat Vihara Hok Tjing Rio yang ditulis oleh Disparbud Kota Palembang tahun 2009. Siti Fatimah yang menyelam ke air demi menemukan Tan Bun An, diyakini sebagai lambang cinta sejati.
Dari situlah muncullah pohon cinta yang letaknya ada ditengah-tengah Pulau Kemar. Konon, wisatawan percaya kalau nama mereka dan pasangan tertera disana, maka cinta mereka akan abadi selamanya seperti cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An.
Sebagian warga tidak percaya adanya mitos ini. Sampai seorang wanita yang menguru dan berjualan di vihara Hok Tjing Rio membeberkan cerita mengejutkan. Katany ini cuman cerita akal-akalan saja pemandu wisata atau orang-orang yang datang ke sini.
Bentuk pada pohon cinta ini memang unik. Menurutnya, pohon ini tingginya lebih rendah dari pohon-pohon lainnya di Pulau Kemaro. Tapi kini, pohon cinta ini sudah dipagari.Yang membuat pohon cinya ini dipagari karena masyarakat di sini risih banyak yang mencoret pohonnya. Apalagi banyak yang kesurupan setelah menulis nama di sana. untuk menghindari peristiwa terulang kembali terjadi makanya baru dipagari.
Sampai masyarakat setempat memasang papan nama yang bertuliskan " Yang Coret/Tulis Nama di Pagar Jadi Setan ". Tingkah berikut untuk menghindari juga wisatawan ke sini tidak lagi mencoret-coret pada pohon cinta ini.
Posting Komentar