Rp 100 Triliun Proyek Pertamina Sumbang Satu Persen Pertumbuhan Ekonomi
Realisasi proyek PT Pertamina (Persero) senilai Rp 100 triliun, baik didanai sendiri maupun kerja sama dengan pihak lain, diperkirakan mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen.
Aktivitas ekonomi baru akan terdorong dengan terealisasinya proyek Pertamina. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto memperkirakan, setidaknya dibutuhkan sekitar 9 miliar dollar AS per tahun atau Rp 117 triliun (kurs 13.000) untuk membangun ketahanan energi.
Taksiran itu hanya dari proyek-proyek milik Pertamina. Hitungan Dwi tersebut didasarkan pada kebutuhan investasi untuk beberapa kegiatan. Misalnya untuk kegiatan di hulu (up stream) dibutuhkan investasi sekitar 7 miliar dollar AS.
"Rule of tumb-nya 50 persen untuk eksplorasi dalam negeri, 50 persen untuk overseas. Jadi investasi dalam negeri dari kami dibutuhkan 3,5 miliar dollar AS," kata Dwi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (19/11/2016).
Selain eksplorasi, Pertamina juga membutuhkan 4 miliar dollar AS per tahun untuk kegiatan pembangunan kilang baru (NGRR), dan peningkatan kapasitas kilang eksisting (RDMP).
Dwi mengatakan, saat ini perseroan tengah membangun 4 kilang RDMP dan 2 NGRR. "Untuk infrastruktur, seperti pembangunan jaringan gas dan segala macam infrastruktur itu sebesar 1,5 miliar dollar AS. Berarti totalnya 9 dollar AS, atau kalau dirupiahkan minimal Rp 100 triliun," lanjut mantan bos Semen Indonesia itu.
Namun, sambung Dwi, kebutuhan investasi itu tentu saja tidak bisa hanya dipenuhi dari kocek pribadi Pertamina.
Maka dari itu, kerja sama dengan swasta sangat mungkin dilakukan. "Sebenarnya peran pemerintah dan BUMN itu tidak cukup. Peran swasta juga harus di kedepankan. Pertamina tidak bisa sendiri untuk itu," ucap Dwi.
Dalam kesempatan sama, Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, Darmawan Prasodjo atau yang kerap disapa Darmo mengatakan, apabila Pertamina bisa merealisasikan proyek senilai Rp 100 triliun per tahun, maka hal tersebut akan memberikan kontribusi hingga 1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Menambah kilang minyak, dan kegiatan lain itu kan berarti investasi baru. Investasi Pertamina Rp 100 triliun saja, kontribusinya sudah satu persen. Sehingga ujung tombak ekonomi ya Pertamina ini dengan menambah aktivitas ekonomi baru," ujar Darmo.
Posting Komentar