Layanan Sex 16.42 A+ A- Print Email

Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, sempat dikira hendak kampanye di sebuah musala di kawasan RT 06 RW 06, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, oleh seorang anggota Panwaslu yang mengawasi kampanye Djarot.

Setelah kampanye, Djarot kembali mengungkit kejadian itu. Djarot mempertanyakan reaksi anggota Panwaslu itu yang berbeda ketika ia mendapat penolakan dari massa yang bukan warga sekitar.

"Saya bilang, aku juga pernahkan ditolak di sini di Kalibaru, kenapa enggak pernah diproses? Saksinya banyak, buktinya ada, orangnya (yang menolak) kelihatan, iya enggak," kata Djarot, di lokasi, Sabtu (19/11/2016).

Apalagi, kata Djarot, pada kejadian di Kalibaru, saat penolaknya dihampiri, ternyata mereka bukan warga setempat.

"Saya ajak ngomong, bukan warga situ, dia warga RW 7, (sedangkan) kami ketemu (warga) RW 1, iya enggak," ujar Djarot.

Untuk itu, ia berharap Panwaslu juga proaktif untuk kejadian-kejadian penolakan terhadapnya juga.

"Maksud saya itu, proaktif. Kalau enggak proaktif, bagaimana," ujar Djarot.

"Makanya, lucu banget masa saya masuk musalah enggak boleh. Lah, kalau saya shalat bagaimana. Nah boleh toh, kalau misalnya aku bantu situ boleh enggak, ketika saya aktif (perbaiki musala)," ujar Djarot.

"Kami akan meninggikan (musala) itu dan untuk mengeruk itu nanti ini ketika saya aktif akan saya tindak lanjutin, boleh enggak gitu? Ya boleh, makanya lucu banget gitu," ujar Djarot.

Djarot juga menyatakan dirinya tidak kampanye atau menawarkan visi misi di dalam musala.

"Makanya, kalau saya dateng ke situ ada emblem-emblem nomor dua, (atau) saya menyampaikan visi misi di situ, ya enggak boleh," ujar Djarot

Posting Komentar