Layanan Sex 14.58 A+ A- Print Email
Gubernur Ganjar Komentari Siswa SD yang Akan Tawuran dengan SD Lainnya

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut mengomentari aksi sejumlah siswa sekolah dasar di Kota Semarang yang nyaris tawuran di SD Pekunden, Semarang Tengah Kamis (24/11/2016) kemarin.

Menurut dia, informasi soal tawuran yang berkembang di media tidak sesuai dengan fakta yang ada.

“Itu sebenarnya belum tawuran, informasinya tidak begitu. Saya tadi ketemu Pak Camat, dia bilang setiap SD punya anak yang ‘mentol’ (nakal), kenakalan anak seperti itu biasa saja, anak nakal ketemu nakal,” kata Ganjar, seusai mengajar di SD Kuningan 01 Kecamatan Semarang Utara, Sabtu (26/11/2016).

Dia membenarkan bahwa ada temuan sejumlah sejumlah senjata yang digunakan dalam insiden para anak sekolah. Namun barang yang ditemukan bukan sebilah samurai, melainkan ikat pinggang untuk mencari ikan.

“Ini seperti saya kecil, pingin berkelahi. Tidak lebih, gak ada senjata tajam. Ditemukan di anak itu ikat pinggang, buat cari ikan,” tambah dia.

Namun demikian pemberitaan soal tawuran tepat di hari guru dijadikan peringatan bersama. Menurut polisi 48 tahun ini, orang tua, masyarakat, serta guru harus bisa hati-hati dalam mendorong dan mengawasi perkembangan sang anak.

Anak perlu terus diajarkan hal baik sejak usia dini. Kalau ada siswa yang ‘meluruk’ sekolah lain untuk tawuran sudah jadi peringatan bagi guru, dan orang tua. Anak perlu terus digandeng, karena sudah setiap waktu memegang gadget.

“Kalau orang tua diam saja nanti akan pada sistem yang bahaya. Ini peringatan orang tua, masyarakat harus hati-hati. Orang Jawa bilang itu ‘untung’, moga bisa menjadi pembelajaran," tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu meminta kalangan orang tua untuk menjemput anak-anaknya seusai pulang sekolah. Pihak sekolah diminta untuk mengawasi anak didiknya agar hal serupa tidak terulang.

"Saya minta agar sekolah mensosialisaikan ke wali murid untuk wajibkan orang tua menjemput anak-anak sepulang sekolah," kata Hevearita.

Insiden antar sekolah terjadi Kamis sekitar pukul 12.30 WIB. Sejumlah anak SD daerah lain mendatangi SD Pekunden, Semarang Tengah. Namun aksi bisa dicegah oleh petugas keamanan SD Pekunden bernama Nur Indarto.

Posting Komentar